SAY NO TO DRUG…

5 Oktober 2008

NIKOTIN: DRUG TERPOPULER SEDUNIA

Nikotin yang terkandung pada rokok bagaikan pisau bermata dua. Punya sisi positif dan negatifnya, tapi pada akhirnya, lebih banyak negatifnya daripada positifnya. Ada kecenderungan dimana perokok memiliki berat badan dibawah non perokok, lalu
muncullah ide di kalangan atlit jika produk berbasis nikotin (seperti rokok, tembakau kunyah, salep tempel (patch), atau permen karet), seseorang bisa mendapatkan komposisi fisik yang di inginkan (rendah lemak).

Dou you know? Merokok itu sama dengan nge-drug, titik. Angka kematian akibat rokok, jauh melebihi gabungan dari HIV, narkoba, alkohol, kecelakaan motor, bunuh diri, dan pembunuhan. Jadi rokok adalah rajanya drug jahat sekelas narkoba, tak ada keraguan lagi soal itu.

Hampir semua perokok cenderung punya fisik yang berat badannya dibawah normal. Persis seperti junkies / pecandu narkoba. Efek relaks yang dirasakan perokok tak lain disebabkan oleh nikotin yang juga berfungsi sebagai stimulan yang bisa melepaskan endorphins, memberi efek menenangkan, efek yang sama dengan jika anda mengkonsumsi narkoba sejenis ekstasi.

Berkat nikotin, detak jantung perokok 30% lebih cepat dari level normal (non perokok), atau naik 2-3 detakan per menit. Artinya jantung perokok bekerja ekstra keras dan membakar kalori lebih banyak (dalam bentuk detak jantung). Jeleknya, jika detak jantung meningkat, maka tekanan darah juga meningkat, tapi aliran darah ke pembuluh darah justru menurun, akibatnya stamina menurun. Makanya jangan heran jika kulit sang perokok terasa dingin jika anda sentuh. Kurangnya aliran darah adalah penyebabnya, terutama di kaki. Otomatis level hormonnya juga berkurang. Karena alasan inilah, mayoritas perokok bertubuh ceking, tidak menyisakan cukup kalori untuk pertumbuhan massa otot yang diperlukan.

Dinegara berkembang, diperkirakan pemakaian tembakau sudah menjadi penyebab utama kematian dini. Ironisnya, statistik tersebut diumumkan oleh negara berkembang itu sendiri. Masyarakat terus menerus mendapatkan peringatan soal bahaya merokok. Tapi apa hasilnya? Kehebatan sifat tembakau dan nikotin dalam menguasai unsur kimia syaraf manusia sudah cukup untuk mengabaikan kampanye anti rokok. Apa yang tengah terjadi dengan semua itu ?

BANGSAKU … INDONESIA…. Jika peringatan sudah diabaikan… masih adakah suatu perbaikan…???