Sugesti-4

finally..

aku terima.

TOFU COURSE mengajarkan JARIMATIKA (FINGERMATH) dan ENGLISH. Peserta didik tingkat TK dan SD (kelas 1, 2 dan 3). Dha juga belum kenal sama sekali dengan istilah FINGERMATH, hanya saja pernah dengar kata tersebut. Maka dari itu diadakan Diklat Level 1 untuk pengajaran jarimatika kepada para calon tutor yang nantinya akan mengajar. saat itu ada 6 peserta, diantaranya Dha, Lulu Kamilah, Teh Indi, Mba Siti, Mba Opa dan Bu FItri (sebut saja begitu, dha lupa namanya 🙂

pertemuan pertama, seperti biasa… “tak kenal maka ta`arufan”. acara yang dipandu oleh Pak Eko dan Bu Wahyu (selaku pendiri). kami juga sempat mendapatkan training bersama Ibu Sri (sebut saja bgtu, dha lupa lagii 🙂 berisikan Spirit Learning. dha dapat menyimpulkan, yang namanya mengajar jangan dibawa pusing, grogi, dkk.. mengajar dilakukan harus karena panggilan jiwa! kita juga harus bisa mengkondisikan kelas. banyak sekali kewajiban, strategi yang harus ada dalam jiwa pengajar. batin dha “sulitnyaaa”.

pertemuan kedua dan ketiga, kami langsung belajar JARIMATIKA,

do u know?

kami seperti anak TK! belajar menghitung kembali, dari satu sampai sepuluh. penambahan dan pengurangan sederhana, sahabat kecil dan besar. tapi itu sangat menyenangkan! really.

diantara 6 peserta tersebut, yang termuda adalah Dha,
Teh Indi, baru lulus dari UPI Bandung Jurusan Komunikasi,
yang tertua, Bu Fitri, bayangkan, saat pertemuan kedua , dia datang bersama suami dan dua anaknya, dia sedang menyusui tapi ikut belajar. subhanallah. namun pada saat pertemuan ketida dan ujian Bu Fitri tidak hadir, entah mengapa.

pertemuan terakhir, UJIAN. kami harus menghadapi Ujian berupa MICRO TEACHING dan TULIS.
kami menghadapi 100 soal dalam 60 menit (Dha salah 14), Lulu dan TEh Indi (nilai sempurna). namun, pada MICRO TEACHING.. ara yang mendapat giliran pertama maju mendapat full pujian dalam mengkondisikan kelas, menyikapi siswa, dkk. Lulu yang mendapat giliran kedua menjadi giliran terakhir dikarenakan dia tidak siap berada di depan kelas. padahal hanya ada 6 orang di kelas tersebut, perempuan semua pula! (Tidak semua orang pintar bisa mengaplikasikan, kata abah)

alhamdulillah, semua peserta LULUS dan dinyatakan LAYAK tuk menjadi tutor di TOFU COURSE. entahlah, apa dha memang sudah layak atau belum… yang pasti, thanks to Allah 🙂

SUGESTI yang terbesar terdapat dalam diri kita! “YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN” said Bu Ani, our beloved teacher.

tinggal nunggu tawaran :”)

Sugesti-3

memasuki pertengahan November…

dha tidak begitu memikirkan masalah tantangan tersebut. lagi pula, dosen mulai rajin memberikan tugas yang membuat kami (mahasiswa) lumayan ketar ketir. “ah, apaan! tugas jeh copy paste githu. males bgt” batin dha melihat tingkah kebanyakan teman. tidak dipungkiri, dha juga pernah demikian,tapi tidak separah itu. masa setiap ada tugas copy paste…?! hmmm, lebih baik tidak mengerjakan. eh ternyata, tidak dibahas, tidak dinilai. pas QUIZ dengan jenis soal berbeda, pada melongo deh gag bisa jawab. PAYAH.

dha termasuk anak rajin, rajin tidur di kelas, hehe. asalkan sudah tau materi yang akan disampaikan dan sudah mempelajari sebelumnya.. kebawa ngantuk ajah.

makalah, presentasi, uts, belum lagi ketemu uas… jadi ingiin cepat2 skripsi, hihi. emang kalau dah lulus S1 gag pusing yah? hmmm..

tidak ada angiin, tak da hujan… eh datang kabar..

teman abah (bapak), menawarkan kepada dha untuk menjadi tutor dilembaga pendidikan yang ia kelola. antara bingung juga bahagia. bingung, terima tidak yah.. bahagia, kesempatan neeeh…

“ya itu terserah ara. sanggup tidaknya” jawab abah.
“ara merasa kurang pengalaman mengajar, apalagi untuk mengajari jarimatika…”
“tenang saja mba ara, sebelum mengajar, mba dan teman2 akan mengikuti diklat terlebih dahulu selama sebulan untuk belajar jarimatika level 1” jelas Pak Eko.
“iya, memang ara ini pernah cerita, dia ingin mengajar tapi bingung dimana”
“pikirkan saja dulu, Pak Eko hanya menawarkan, kan lumayan kalau dah punya uang dari jerih payah sendiri…”

DEG, mendenngar kalimat terakhir itu…
“kapan mulai training?”tanya dha
“minggu ini” jawab Pak Eko singkat
“yang terpenting adalah pengalaman bagi pemula sepertimu” tepuk abah mendarat di bahu dha.

DHA yakiiin, pasti ada jalan!
ikuti cerita iniii 😀

Sugesti-2

lanjutan cerita dha…

cukup banyak yangg SIAP menerima tantangan tersebut, termasuk dha. pulang dari Desa Talun (tempat pelaksanaan Baksos), dha baru sadar begitu tak mudah mewujudkannya. sudah dha ceritakan pada abah dan amboe (panggilan akrab teruntuk bapak dan ibu) tentang tantangan itu. dha tidak kaget mendengar respon dari abah dan amboe… sama seperti apa yang diperkirakan.

“udah, belajar aja. fokus kuliah. masalah biaya mah urusan orang tua, tugas anak tinggal belajar!”

tekadku yang kuat, tetap bertahan, membujuk mereka untuk memberikan ijin “kerja”.. dan akhirnya..

“asal jangan menelantarkan belajar!”kata mboe
“mau kerja apa atuh?”kata abah

GUBRAK. bingung juga akuh, kerjaa apa yaa? teman sekelas dha, orang yang sangat sedrhana, mandiri, dan prihatin. dia anak kuningan tapi ngekost di Cirebon, dekat kampus. mput, membantu orang tua dengan meringankan beban biaya. dia menjadi buruh cuci, setiap ada jam kuliah, dia jalan kaki dari kost ke kampus.. Apa dha harus seperti itu? hufth.

“kalau bisa dan ada kesempatan, lebih baik ngajar. biar belajar jadi guru dari sekarang! sesuai dengan jurusan yang diambil.”

DEG. benar juga kata abah.. tapi ngajar dimana? SD, SMP, atau TK? PNS dan para sarjana saja susah dapat peluang mengajar. akh, pusing juga…

“ya, jangan dibuat pusing. sekarang belajar. kalau Allah berkehendak, pasti akan diberi jalan dan dipermudah.”
“niatkan, untuk belajar dan membantu orang tua.”

okelah kalau begitu..

to be continued lagiii 🙂