QSC Part 1

Quick and Smart Course, bertempat di Kesambi, bagian Kota Cirebon.

Awalnya pada Oktober akhir, kakak senior di kampus sms, minta bantuan. Dha diminta untuk menggantikan dia mengajar karena pada waktu itu berhalangan. Disebutkan di sms itu, mengajar materi bahasa Inggris kelas (kalau tidak salah ingat) kelas 5 SD dan X SMA. Sempat galau (baca: bimbang) untuk membantu atau tidak. Saat itu Dha lagi free, tidak ada mata kuliah juga aktivitas organisasi (meeting or special agenda). Disebutkan juga, lembaga tersebut lagi mencari pengajar,  kalau ara mau, ara bisa langsung micro teaching hari ini.  Heeem, finally, karena Dha termasuk orang yang penuh pemikiran dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan…  okay teh, ara siap.

Pertama itu, tak ada niat untuk mengajar tetap di sana. Sebut saja, ingin membantu. Pembaca (setia) tahu kan, ini bukan hal pertama Dha mengajar disebuah lembaga. Sesuai request, datang lebih cepat 10 menit sebelum jadwal mulai (waktu itu, Dha datang 30 menit lebih cepat). Ada sedikit percakapan (bisa dibilang interview) singkat Dha bersama pengelola (sebut saja begitu).

oh, ini Miss Ara yah? Yang menggantikan jadwal Miss Ditha. iya, saya sebelumnya udah pernah ngajar atau lagi ngajar di lembaga lain belum, miss?  tanyanya ramah. Kulit putih, mata sipit, rambut pirang. Namanya Miss Hanna. sudah, tapi sudah tidak terikat. Jawab Dha singkat.
okay. Kalau boleh tahu, berapa IPK kemari? 3,62 Miss. Dalam hal seperti ini, Dha tidak ingin bertele-tele (tapi kadang lain kondisi bisa berubah 360 derajat ^^) Miss menguasai materi SMA tidak? Kalau mengajar SMA gimana?
Diam sejenak #mikir  Maaf, miss. Saya belum siap. Ya sudah, yang SD dulu aja. Lagi-lagi wanita yang sedang hamil tua itu tersenyum, matanya terlihat lebih menyipit.
Sedikit pengarahan mengenai teknis mengajar, lalu bel berbunyi. Berbekal spidol dan buku absen, bismillah…..

Selama seminggu Dha menjadi guru serambatan (pengganti), masih dalam masa pelatihan. Sistem lembaga ini terkesan lebih formal juga (sangat) disiplin. Sampai akhirnya, tawaran untuk menjadi pengajar tetap muncul. Komunikasi melalui via sms itu, tidak langsung Dha terima atau tolak. Penuh pemikiran, penuh pertimbangan. Sempat awalnya Dha tolak, karena khawatir kelelahan.. tapi karena satu hal (unpublished), Dha terima. Disampaikan juga, Dha mulai mengajar pada awal November, kelas 4, 6 SD dan 3 SMP.