iseng yapz_berDharah

Wow…akhir2 nieh dhara lagi suka gulat dengan sesuatu yang amat teramat hebat… TOP deh… dia punya kekuatan super duper power getho tuk buat orang…keringetan abis…ngas nges ngos… kadang ngajak musuhan… eh akhirnya temenan. cs OR vs???

SEJAUH INI ADA YANG TAU CAPA TUH////

Kalo ga PDKT ma dia bisa dihajar mimpi and impian

Kalo jauh dari dia bisa mati dalam kehidupan

Dhara selalu nerumpa dengannya…

Dhara juga selalu PDKT ma dia

Tapi….dasar nieh yang satu…lejit gethoe… susah bgt didapat…..

Buat dhara makin mau menguasai…

Oh yah…. Sapa sieh dia…ampe jadi the tittle of this blog….

siapapun dia…. menjadi serpihan yang berarti…tuk gapai stars

AsTRoNom kiTha

Abu Raihan Al-Biruni

Astronom Berjuluk â€Å\”Guru Segala Ilmu”

Al-Biruni meiliki nama lengkap Abu Raihan Muhammad Bin Ahmad Al-Biruni. Ia adalah seorang matematikawan Persia, Astronom, Fisikawan, Sarjana, Penulis ensiklopedia, pengembara, dan guru yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, dan obat-obatan.

Ia dilahirkan pada tanggal 15 September 973 di Kath, Khawarizm, Asia Tengah.. yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kara-Kalpakskaya, Uzbekistan. Pada saat itu, daerah tersebuat ada dibawah kekuasaan Kekaisaran Persia.

Sejak usia muda ia sudah tertarik pada ilmu astronomi dan matematika. Ia banyak belajar kepada para ahli astronom dan matematika terkemuka saat itu, Abu Nashr Mansur. Saat usianya baru menginjak 17 tahun pada 990 M, ia sudah melakukan pengamatan serius di bidang astronomi, yaitu dengan menghitung garis lintang Kath melalui pengamatan ketinggian maksimum matahari.

Ketika usianya belum genap 22 tahun, Al-Biruni sudah menulis sejumlah kertas kerja. Sayangnya, semua karya Al-Biruni itu hilang ditelan sejarah. Salah satu karyanya yang masih selamat adalah kartografi yang berguna dalam proyeksi pembuatan peta. Seperti halnya mendeskripsikan proyeksinya mengenai belahan bumi melalui satu pesawat, pada usia 22 tahun, ia dengan fasih membaca proyeksi peta yang ditemukan orang lain dan mendiskusikannya dalam risalah.

Namanya tercatat dengan tinta emas dalam sejarah sebagai ilmuwan dan filusuf Muslim yang serbabiasa. Penguasaannya terhadap berbagai ilmu pengetahuan menjadikan Al-Biruni dijuluki sebagai ustadz fil ulum atau guru segala ilmu. Meskipun sebagian ilmuwan besar Muslim masa lalu memang memiliki kemampuan multidimensi, Al-Biruni tampaknya lebih menonjol.

Al-Biruni berhasil menyusun satu daftar peta yang berisi kedudukan ibu kota Negara di dunia. Semasa berada dalam tawanan, Al-Biruni juga menggunakan seluruh ruang dan peluang yang ada untuk menjalin hubungan antara ilmuwan sekolah tinggi Baghdad dan para sarjana Islam India yang tinggal dalam istana Mahmud al-Ghaznawi. Al-Biruni wafat pada 13 Desember 1048 di Ghazni, Afganistan.

Bapak KiMi@

Jabbir bin Hayyan

Bapak Kimia Modern

Abu Musa Jabbir bin Hayyan adalah ilmuwan muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia. Ia lahir di Kuffah (Irak) pada 721 H, Jabir lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan dan dibarat dikenal dengan nama Geber. Sejak kecil, ia menerima pendidikannya dari Imam Ja’far Ash-Shadiq. Ia juga pernah berguru kepada Barmaki Vizier pada masa khalifah Harun Al-Rasyid.

Ditemukannya kimia olehnya membuktikan bahwa para ulama tidak hanyamenguasai ilmu agama, tapi menguasai ilmu umum juga. Berkat penemuannya dia dijuluki â€Å\”Bapak Kimia Modern”. Jabbir pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Dia mendasari eksperimentnya secara kuantitatif dan instrument yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan yang berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani.

Jabbir bin Hayyan membuat instrument pemotong, peleburan, dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan, amalgamasi, dan oksidasireduksi. Semua ini telah ia siapkan tekniknya. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dengan bejana tak langsung yang memakai bejana kering. Jabbir bin Hanyyalah yang pertama menyatakan bahwa air hanya bias dimurnikan melalui proses penyulingan.

Di abad pertengahan, risalah-risalah Jabbir dibidang ilmu kimia yang masyhur, yakni kitab Al-Kimya dan Al-Sab’een diterjemahkan dalam bahasa Latin. Bahkan Al-Kimya telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Roberth Chester tahun 1444, dengan judul The Book of The Composition of Alchemy. Kitan Al-Sab’een diterjemahkan juga oleh Gerard Cremona.

Jabbir bin Hayyan wafat pada 815 H. setelah dua ratus tahun wafatnya, ketika penggalian tanah yang dilakukan untuk pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah ditemukan. Di dalamnya terdapat peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesonadan sebatang emas yang cukup berat.